Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Gadis Manis

Gadis manis menunggu Pukul lima hari sabtu Senyum simetris nan lugu Pembuka hari yang ditunggu Pukul enam roda berputar Gadis manis tersenyum lebar Melaju cepat takut telat Begitu lambat terasa cepat Gadis manis pergi ke pasar Lapar mata, habis bak terbakar Gadis manis tersenyum Melipat tangan, mohon ampun Gadis manis mendaki Jalan terus tanpa henti Disambut angin dinginkan diri Disambut alam hangatkan hati Ayunkan tangan melempar umpan Ikan dikolam mendekat cepat Gadis manis tersenyum tipis Melihat ikan-ikan berbaris Namun kala gadis manis berhenti tersenyum Mengingat luka lama kembali tertegun Kabar dari angin gunung membuat termenung Dari masa lalu yang kian lama terkurung Gadis manis mengangis terluka Pemilik mata merasa iba Ikut menangis Tiada melihat air mata

Agar Hati Ini Kembali

Kau bangun megah perasaan ini untuknya Kau sempatkan hatiku begitu mencintainya Kemudian Kau perlihaktkan aku kuasaMu Persis di depan mata dan telingaku Tajam air mata, menggores jiwa,- terluka Kau sempatkan dia hadir di hidupku Apa hanya dengan itu, Cara agar hati ini kembali, padaMu. 22 Sept 2018, 04.00 AM

Kaca Mata

Dari balik kacamata, hanya sepasang bola mata Dari balik kacamata, ada luka Dari balik kacamata, ada kecewa Dari balik kacamata , ada cerita Dari balik kacamata, ada pesona Dari balik kacamata, ada tanya Dari balik kacamata, ada sapa Dari balik kacamata, ada cinta 1 Oktober 2018 "ada kacamata yang hilang ada luka baru yang datang atau buruk sangka beriring bimbang". Semarang.   Ada cinta, dari balik kacamata Ada sapa, dari balik kacamata Ada tanya, dari balik kacamata Ada pesona, dari balik kacamata Ada cerita, dari balik kacamata Ada kecewa, dari balik kacamata Ada luka, dari balik kacamata Hanya sepasang bola mata, dari balik kacamata

Berkah atau Wabah

Jumat, 14 September 2018 Ya Allah,  Rindu ini berkah atau wabah? Bila berkah, maka jadikanlah nilai ibadah Permudahlah, mencapai sakinah mawaddah wa rahmah Namun bilamana ini wabah Maka jauhkanlah, dan tunjukkanlah. Di jalan mana kami harus Berada di dalamnya.

Senja dan Fajar

Mentari datang, bulan menghilang Semakin menguat, semakin menajam Dua tanda alam, yang enggan dipertemukan. Bergaris lurus, melengkapi Berkeliling bergantian, ber-rotasi. Manusia tak pernah tau, dimana fajar ketika senja dimana senja ketika fajar Hanya angin yang tau. Keduanya terpisah Qudrat alam bernama waktu Tanpa pernah dapat bertemu Tanpa tau arti merindu. 2 Oktober 2018

Suara Melepas

Terimakasih, karena telah membukakan pintu hikmahNya. Terimakasih, telah menjadi jalan untukku menuju jalanku Kembalilah kamu, kepada siapapun yang lebih berhak atasmu Setidaknya rasa damai dalam jiwaku Dapat menjadi pengantar untukmu, Menemui jalanmu.

Lukamu, Luka kami

3 Oktober 2018, Hey pemilik cinta yang salah arah Luka lama mu, menutup pintu hatimu Atau membuka semua pintu hatimu Gengsimu bertemoat diatas butuhmu Cintamu bertempat diatas lukamu Dingin dan dalam hatimu  Membuat kami terjebak salah arah Lukamu melukai kami Kami melukai kami.

Sisa-sisa

3 Oktober 2018, Untuk setiap cinta, yang tak sempat terjawab Harus sempat dirapihkan, dihilangkan sampai lenyap Agar tidak ada lagi sisa-sisa kesempatan untuk berharap Sisa rindu yang tak terucap Sisa cinta yang bukan sekejap

Belum Sempat

Kalau kamu tanya, Adakah yang lebih menyakitkan dari ditolak sang kekasih? Jawabku, ada. Apa? Mengetahui dari Yang Maha Kasih Bahwa jawaban istikhorohmu adalah bukan Sebelum sempat kamu bersabar Sebelum tuntas kamu berjuang. 25 september 2018

Tentang Rindu

Alangkah nikmatnya masih merasakan rindu Pertanda hati belum mati Hanya waktu menunda bertemu Bukankah nikmat merasa dirindu Oleh seseorang yang kau harap bertemu Namun masihkah nikmat memiliki rindu Saat kau tau ia tak ingin dirindu 24 Sept 2018

Belum Waktunya

Apa yang terpatri dalam hati Terbentuknya dari mimpi-mimpi Diam-diam terpanjat Karena ada harap yang masih menjadi hajat Hati yang egois, melawan takdir Membangkang terhadap Tuhannya Dengan harap-harap cemas, bertanya lagi Apa yang sudah ada jawabnya Hati tidak peduli, banyak jiwa yang hilang  Karena setiap pembangkangannya Mungkin hati tak rela, ada cinta tak terjawab Hanya karena belum waktunya. 22 september 2018

Hujan Sore Ini

5 september hujan datang. Petang menjelang malam ini hujan datang. Hujan yang hanya sesaat Datang setengah deras berganti tersisa gerimis Di tengah ibadah petangku, aku berharap Agar hujan turun lebih lama lagi Kemudian pergi setelah doaku terhenti Karena inilah waktu doa ijabat Dan tentangmu lah doa yang tadi kupanjat.

Aku Juga

Sikap acuh mu terhadap mereka Apakah berarti acuh mu padaku juga? Diam mu terhadap mreka Apakah diam mu padaku juga? Kuasamu dalam menutup hati Membuatku jengkel dan tak percaya diri Apakah kau menghindari mereka? Mengapa padaku juga Apakah kau menguji mereka? Mengapa padaku juga Kau sedang menghindariku? Atau sedang mengujiku? Ucaplah sesuatu. Karanganyar, 31 Agustus 2018

Tentang Semut

Kamu tau semut? Mengapa mereka selalu bersapa dalam setiap perjumpaannya? Jangan-jangan mereka buta, dan saling tertawa karena tersesatnya. Atau jangan-jangan mereka sedang gembira, dan saling bercerita dengan siapa mereka habiskan akhir pekannya. 1 september 2018

Diksi Fiksi

Mengapa harus kutulis semuanya tentang mu Tertulis diksi, terbaca fiksi Tentu harus kuhentikan ini Takan lagi ku memikirkanmu Maksudku Takan lagi terpikir oleh ku segala tentang mu Bukankah itu terbaik untukku? Bukan kah kopi terasa pahit Karena ada hati yang berharap manis? Kini terhitung 3 hari kita tak berkabar. Kamu bertemu dosenmu lagi hari ini? Bagaimana tugasmu? Adakah revisi? Semoga tidak ada, Karena hanya aku yang suka revisi. Revisi bagiku hanyalah kesempatan melihatmu, di lain waktu

Isyarat dan Ibarat

Isyarat cinta dalam hati yang lugu, Mengundang tawa untuk setiap sedih yang mengganggu. Ibarat mengagumimu dengan mata yang buta Sebuah alasan tiada berarti apa-apa. Ibarat merindukanmu dari telinga yang tuli Entah kau pun lirih atau tidak peduli. Ibarat mengejarmu beriring langkah kaki yang pincang Berharap bertemu padahal hati bimbang. Berjalan ke arah berlawanan atau berhenti dan melihatmu pergi, Sungguh ku tak bisa menjawab, sebab kau pun tak memberi isyarat.

Bubur Pagi Itu

26 Agustus 2018 Kuajak kamu makan sayur kamu ajak aku makan bubur pagi hari, saat mentari belum terlalu panas kujemput kamu dengan hati yang was-was Sembari kubawakan buah tangan kamu datang membawa senyum, aku senang Kita menuju tukang bubur langgananmu diatas motor, kamu meminta cerita perjalananku. Buburnya sudah datang kau antarkan sendok dengan tanganmu yang kanan kita bercerita berseling tawa riang sampai kita lupa, kuah bubur belum dituang kamu hampir kikuk saat itu apalagi ketika kubawakan botol dari belakangmu antara kuah atau sambal, kamu meragu. Kamu habiskan buburmu terlebih dahulu sedangkan aku masih nikmati waktu kamu bayar bubur dengan uangmu aku bayar parkir dari kembalianku.

Baju mu

Kamu dan bajumu itu pertama kulihat, sehari setelah ulang tahunmu tepat saat kamu malu dan hindari aku akibat kado ulang tahunmu. Yang kusangka, baju itu pemberian temanmu atau kakak kelasmu. Yang tak kusangka, kau kenakan itu  saat bertemu denganku. "seolah hendak mengirim kata, atau hanya aku yang buruk sangka". Semarang, 26 Agustus 2018

Angin dan Masa Lalu

"Kuanggap kamu angin berlalu, Pergi mencari yang hangat Dan datang membawa debu. Kuanggap kamu ujian masa lalu, Yang mungkin akan terlewatkan Tanpa pernah kurindu." Bandung, 25 Agustus 2018