#8
peneduh setiap lelah
peneduh setiap lelah
Sore hari, pulang dari kampus, gedung merah, hijau warna
pohon, warna warni baju bermotif bunga yang ia pakai. Kumelangkah lebih cepat dari biasanya,
lebih acuh dari biasanya, walaupun tepat di depan langkahku ia sedang berjalan.
Aku tak berharap apapun, kuurungkan niat untuk menyapa, bahkan untuk kali ini
kuputuskan tidak melihat sisi wajahnya, ku hanya mempercepat langkah. Belum habis
lima langkah ku melewatinya dan menjauh, ia justru menyapa. Wajah itu
meneduhkan lelahku sore itu – aku tersenyum.
Komentar
Posting Komentar